Anyaman ilmu, aku dan zaman

Anak kota berkata, tak mengikuti zaman maka aku akan hilang tertelan

Hidup hanya dari tumpukan daun dan kelakar pisang takkan mampu menandinginya yang mapan
Seribu rayu ingin tahu cara menganyam benang dengan ilmu dan kecerdasan
Sikota selalu nampak megah dari televisi hitam putih cembung berdebu

Kemegahan yang sulit tergapai dari pelosok hutan dengan kedua tangan
Namun kini ada noda usang di kota-kota yang kuusap dengan banyak tanya dalam kepala
Bukankah meraba ilmu hanya perlu buku dan kekuatan duduk bertahan berjam-jam dibangku kayu tanpa perlu dihinggapi hewan berbulu dan diganggu suara bising hewan manja dibalik bambu?

Lalu untuk apa ia berkeliaran dijalan bersama parang, sabuk dan cambuknya?
Si kota berkata “Diam, ini soal harga diri! Anak kampung tak pernah tahu apa-apa! ”
Terlalu dini untuk mengadu pada nafas-nafas kayu dan tebu
Bolehkah aku membantunya menjauh dari jurang kesenduan pikir yang semu?

Duhai, jika ingin kau dengar, suaraku yang akan segera pudar 
Tak perlu kau urus dendam kakak-kakakmu . Ia telah mati. Kau tak mengenalnya.
Kau marah pada kobaran api yang dinyalakan kembali oleh sesosok manusia bayang
Yang tertawa bangga melihat kau menang, kau kalah ia hilang

Katamu anak kota berpendidikan, lalu kemana sisa ilmu yang kau pamerkan bersama barisan nilai indah dalam lembaran kertas putih bersampul itu?
Kembalilah kesekolah, cintai dirimu, rajut kembali hidupmu dengan anyaman ilmu nan mengagumkan, agar hidupmu tidak tertelan zaman seperti apa yang pernah kau sampaikan.





Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar

Leave your best comment here!

Translate