5 bulan sudah hidup bersamanya, melewati banyak tahap perkembangan yang membuat saya lagi dan lagi merasa kurang akan ilmu.

Dia adalah teman perjalanan terbaik, yang selalu sedia dan setia membersamai tiap-tiap perjuangan kami, tanpa berkeluh. 

Kami mengajaknya berlelah-lelah, mengurangi waktunya berlatih berguling, melibatkannya dalam setiap aktivitas kami, mengajaknya membangun pondasi-pondasi mimpi kami.

Semoga apa yang dia lihat adalah versi terbaik kami. Semoga dia mencontoh setiap hal baik yang 'mungkin' pernah kami lakukan. Dan semoga Allah menjauhkannya dari keburukan-keburukan kami.

Terimakasih selalu membalas kami dengan senyum sumringah dan tawa merekah yang menjadi obat untuk segala lelah.

Semoga Allah mengabulkan do'a yang kami abadikan dalam nama nya. Raisah Mujahidah Shidqi, Pemimpin pejuang kebenaran. 

Memperjuangkan kebenaran dalam dirinya, memperjuangkan kebenaran untuk orang disekitarnya, menegakkan tauhid dan berdiri di garis paling depan untuk menjaga agamanya. Tanpa melupakan kodratnya sebagai wanita.

De..

Merasa terluka lah ketika agama mu direndahkan, merasa terluka lah ketika orang disekitar mu lalai. Merasa terluka lah kemudian benahi dirimu, hiasi dirimu dengan adab dan ilmu. Tegakan kebenaran dan berlepas dirilah dari apa-apa yang tidak ada didalam syariat agama ini.

Semoga Allah selalu membimbing kita berjalan di atas Petunjuk dan sunnah Rasulullah. Menggenggam erat hidayah yang mahal ini. Saling mendoakan agar kita istiqomah hingga akhir hidup kita.

Pernah beberapa kali cerita ke Aba betapa saya rindu bagaimana enaknya jajanan-jajanan di sekolah, dari mulai Baso, kwetiau, mie ayam, es inyong, gorengan umi dan lain-lain. Kebetulan hari ini kita lewat Borcess atau mungkin sekarang lebih dikenal dengan sebutan Boash. 

Akhirnya hari ini Aba ngajak kita mampir kesana, kebetulan juga kita belum makan siang.

Saya berjalan melewati koridor sekolah, sambil menceritakan kenangan di tempat-tempat tertentu.

"Disini nih yang dulu aku sama temen aku..", "Ini jajanan yang sering aku beli sama temen2 aku dulu..", "kelas aku dulu disana...", "Jalan ini dulu masih kebun, sekarang ...." "ini dulu..." "itu dulu..."

Banyak hal yang saya ceritakan, rasanya saya seperti pemandu wisata dan Aba adalah wisatawan dari negara luar yang selalu setia mendengarkan kisah lama sambil berpikir "kapan ini berakhir...."😂

Kawasan sekolah sudah jauh berbeda dari terakhir kali saya kesana, hampir 5 atau 6 tahun yang lalu, jumlah persis tahunnya aja sampai lupa😀

Saya melihat beberapa penjual makanan yang dulu, masih bertahan hingga sekarang. Setelah menyapa, kami berbincang tentang bayi mungil yang berada dipangkuan saya. Waktu cepat berlalu, katanya.

Sambil duduk, saya berpikir bahwa sekarang sekolah sudah semakin bagus, fasilitas semakin lengkap, kantinnya lebih terawat. Harusnya saya merasakan kembali enaknya jajanan ini.

Ternyata Cita rasa berubah ketika teman-teman saya tidak berada disana.

Suasana itu, hilang.

Senang berada disana, tapi tidak lengkap karna tidak ada teman-teman terbaik saya. Saya datang kesana bukan lagi sebagai siswa. Tapi sebagai alumni yang rindu suasana kantin sekolah sederhana dengan kenangan yang luar biasa didalamnya.

Semoga sahabat-sahabat saya hidup dengan bahagia, menjalani kehidupan dengan cara terbaiknya, menjadi hamba yang lebih taat kepada Allah dan selalu di mudahkan setiap perjalanannya. Mudah-mudahan kita bisa berkumpul kembali, bercerita tentang banyak hal di kantin surga Allah yang lebih sempurna dari segalanya.

Salam rindu, sahabat putih abu.

Hidup mengajak kita untuk menjelajahi berbagai keadaan. Sejak kita bersama, kita belajar banyak hal tentang saling mendukung dan bersabar. 

Ibu dan Aba belajar menjadi orang tua; menggendong, mendidik, merawat dan menjaga. Raisah belajar beradaptasi dengan dunia baru, keluar dari aman dan nyamannya rahim ibu, Raisah hebat sudah bertahan sejauh ini bersama Ibu dan Aba yang belum memiliki banyak ilmu.

Mungkin tidak semua hal terasa mudah untuk kita, tapi kita akan belajar bersama-sama disekolah bernama keluarga. Kita bangun pondasi bahagia dengan syukur dan rasa cinta. 

Kita pernah menerima, pernah pula kehilangan. Kita hadapi dengan hati yang selalu merasa cukup, karena Allah tidak akan mengambil sesuatu dari kita, melainkan akan menggantinya dengan yang lebih baik. In syaa Allah Raisah akan lebih kuat karena sudah di tenun sejak bayi. 

Semoga bayi kecilku ini selalu siap menghadapi kerikil-kerikil kehidupan. Bertahan meskipun pendakian menanjak dan berkelok. Ketika sudah berusaha, akan tiba saatnya Raisah melihat indahnya bumi, merasakan bagaimana ringannya turun mendaki.

Semoga Allah selalu menjagamu, Mujahidah ku.

Hari ini, di usia tepat dua puluh empat, ada bayi cantik yang besok genap berusia 4 bulan tertidur dengan lelap disampingku.  

Sebentar lagi, Aba pulang belajar bahasa Arab. Dipastikan dia akan datang dengan senyum terbaiknya. Menyapaku dan juga anak baik nya. 

Tidak perlu melakukan apapun, tidak perlu ucapan, apalagi perayaan. Just remember me. That's all enough. Ketika kalian berada disampingku, aku sangat merasa cukup dan bahagia. Alhamdulillah.

Kini, para pengembara sudah sampai pada tujuannya. Seiring berjalannya waktu, mereka menemukan teman perjalanan terbaik yang mampu membentuk mereka menjadi lebih taat, kuat dan terawat. Teman perjalanan yang tepat untuk menemani hingga akhir hayat. 

Salah satu pengembara berpesan "Berdamai lah dengan masa lalu, tulis perjalanan itu dalam buku, kemudian tutup sampul nya dengan saling memaafkan. Jangan pernah membukanya lagi, ingat saja jalan yang salah dan jangan melewatinya kembali, berupaya agar tidak terluka untuk kesekian kali. Percayalah, pengalaman akan mengubah kita menjadi pengembara tangguh, yang mampu melewati ombak dan badai ganas di samudera yang lebih luas."

Pengembaraan berakhir dengan saling mengucap selamat; cerita usai dengan akhir yang hebat. Abu-abu sirna, warna cerah mengelilingi dunia. Kebahagiaan yang ditakdirkan Tuhan memang selalu menjadi paling sempurna.

Tamat.

Ada hal-hal di dunia yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita sebagai manusia.

Pikirku hanya wanita yang menangis ketika bahagia atau terluka, nyata nya laki-laki pun bisa melakukannya.

Terimakasih sudah menangis bersamaku selepas perjuangan panjang itu. Meski hanya dari video call, tapi aku merasa hati hangat itu begitu dekat.

Kita tidak banyak bicara, hanya menangis. Dan itu cukup untuk membuatku merasa dicintai. 

Pesan singkat itu, terimakasih.

Terimakasih sudah mengatakan bahwa kamu bangga memilikiku, terimakasih sudah mengatakan bahwa kamu akan selalu menjagaku dan tak ingin ada sesuatu pun yang menyakitiku. Terimakasih sudah mendukungku untuk selalu memegang prinsip hidupku. Terimakasih sudah berpesan padaku untuk menjaga dengan baik keponakanmu; anakku.

Terimakasih, A.

Kakak yang terlihat tidak perduli, tapi paling tahu barang-barang peninggalan mama; termasuk sendok, piring dan peralatan dapur lainnya. Diam-diam sangat memperhatikan.

Semoga keberkahan dan kemudahan selalu bersamamu. Salam hangat untuk keluarga kecilmu. Untuk istrimu, yang terlihat begitu mencintaimu dan dengan sepenuh hati merawat mu.

Semoga ia bisa mengisi kekosongan hatimu, membuatmu merasakan kembali hangatnya kasih sayang ibu. 

Bogor, 28 Mei 2021.

Dear Mas Diki,

Sejak awal kita menikah, kamu selalu mengingatkan bahwa tujuan kebersamaan kita adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Setiap ada sesuatu yang salah atau membuat marah, kamu selalu mengingatkan aku bahwa itu disebabkan dosa kita sendiri.

Setiap aku merasa lemah dan payah, kamu selalu menuntunku untuk berdo'a memohon kekuatan kepada Dia yang maha besar dan berkehendak atas segala-Nya.

Kamu yang selalu mengajarkan aku untuk mandiri, melatihku untuk bisa mengandalkan diriku sendiri, menasihatiku untuk selalu dekat dan bergantung pada Dia yang Maha Memberi.

Setiap aku mengingat tentang kematian, kamu tidak pernah berusaha menguatkan. Tapi selalu mengatakan bahwa kematian itu pasti, lantas bertanya "apa yang harus kita lakukan selain mempersiapkan diri?"

"Allahu Akbar" "La Haula Walaa Quwwata Illa billah" "Astagfirullah" "Kamu kuat yang kamu kuat" "Aku bangga sama kamu" " Kamu hebat"

Ketika aku merasa lelah, lemah dan payah, bisikan itu menghidupkan semangatku kembali. Aku tahu aku tidak pernah sendiri. Aku tahu di sisiku ada seseorang yang sedang menanti aku pulang kembali. Aku tahu ada kamu yang mencoba memberi kekuatan dan melupakan kelemahanmu sendiri.

Aku melihatnya,
Aku melihat tubuh lelah itu bersandar di kursi, wajah pucat dan terlihat tak lagi punya energi. Terimakasih sudah berupaya selalu ada disamping ku meski harus mengorbankan dirimu sendiri, Ba.

Terimakasih selalu mendukung ku, mengatakan hal-hal baik padaku, menggenggam erat tangan lemah ku, menyiapkan segala kebutuhanku, membantuku dalam banyak hal, dan terimakasih sudah berusaha menjadi siaga untuk aku dan anak kita.

Semoga Allah memberkahi rumah tangga kita, memberikan kemudahan, keindahan, ketenangan dan kenyamanan dalam setiap interaksi kita.

Semoga Allah memberikan aku kesempatan untuk membersamai mu lebih lama lagi. Berada tepat dibelakang mu, untuk merawatmu, mendukungmu dan membantumu menggapai mimpi-mimpi mu.

Sekali lagi, terimakasih Mas Diki, suami ku. Kamu hebat..

Selamat datang di dunia yang fana ini, Anak ku. Kelak, genggam lah tanganku dan perkenalkan aku pada duniamu sebagai "Ibu"

Ibu sempat merasa lelah, tapi tidak pernah sedikitpun berpikir untuk menyerah, karena ibu ingin sekali kelak mendengar bibir mungilmu menyebutku dengan panggilan "Ibu"

Ibu tidak akan berjanji untuk selalu berada di sisimu, ibu tahu ibu tidak bisa melakukannya. Bahkan jika kelak Allah mengujimu dengan musibah atau masalah, ibu bisa mendengarkan, memeluk, atau memberi nasihat, tapi jangan berharap ibu bisa menyelesaikan nya untukmu. Mintalah agar Allah menguatkan hatimu untuk bisa melewatinya, bersandar dan berharap lah kepada-Nya.

Jangan pernah merasa tidak bisa melakukan apapun tanpa ibu, kamu lahir di dunia ini bukan atas kekuatan ibu. Tapi atas karunia dan kekuatan Allah. Jadilah anak taat yang mengerti bahwa Allah selalu ada bersamamu yaa, Shalihah💌

Shalihah..
Pertemuan pertama kita ini sangatlah indah, tapi keindahan dunia akan sirna, suatu saat kita pun akan berpisah.
Jangan terpedaya dengan indahnya dunia, semua hanyalah sementara.
Akan ada saatnya kamu harus berdiri dengan kakimu sendiri, tanpa ibu disamping mu.

Shalihah..
Kehadiranmu mengingatkanku pada sosok wanita yang berusaha menjagaku dengan segenap kekuatan yang dia punya. Dia yang berjuang bersamaku 24 tahun yang lalu, Ibu ku.

Aku tidak tahu sesakit apa dia berjuang untukku. Aku tidak tahu sesulit apa dia bertahan untukku. Jika dia ada, aku ingin bertanya banyak hal, terutama tentang bagaimana caranya menjadi seorang ibu.

Tapi beliau tidak ada, tidak akan lagi ada.

Rindu beradu, perasaan bersalah mengelili ku. Do'akan semoga Allah memudahkan aku untuk menjagamu, menuntun mu untuk dekat dengan ilmu, agar kelak ketika aku tidak ada, kamu tidak mengenangku dengan air mata, melainkan dengan do'a yang kamu panjatkan agar aku dan ibuku menetap bersama di surga-Nya.

Terimakasih sudah berjuang selama 9 bulan di rahimku, terimakasih sudah berjuang bersamaku untuk bisa lahir di dunia, Terimakasih anakku..

Aku mencintaimu,
Raisah Mujahidah Shidqi
Bogor, 5 Mei 2021 (23 Ramadhan 1442)
Pkl 02.05

 "Ceritakan tentang apapun, aku mendengarkan. Jangan pernah merasa sendiri, tengoklah aku yang tak pernah pergi". 

Begitulah penggalan lirik yang sampai di telepon genggam mu dulu.

Namun ternyata tidak semua hal bisa kamu ceritakan dan tidak semua orang bisa kamu paksa untuk tetap tinggal.

Kerikil-kerikil itu tidak hanya dilewati olehmu, tapi juga orang lain yang sudah meniti jalan ini lebih dulu. Hanya saja orang lain lebih kuat untuk tidak mengeluh, semestinya kamu bisa melakukannya lebih baik dari itu, melewatinya dengan bahu yang kuat dan do'a yang lebih lebat dari biasanya.

Coba bandingkan, kesulitan mana yang lebih berat untuk di lalui? Dia atau kamu?

Dia menjadi akar untuk menopang banyak dahan yang penting dalam hidupnya, sangat sulit tapi dia tetap bertahan, sementara kamu hanya perlu berusaha kuat untuk menopang dirimu sendiri. 

Bunga yang indah tidak hanya bermekaran, dia juga pernah gugur, layu dan terhambur. Tapi sosok dibelakangnya tak pernah berhenti untuk menabur pupuk dan menyiraminya dengan syukur. Hingga bunga itu kembali tumbuh dengan subur.

Sudah ada matahari yang siap menyinari mu, sudah ada tanah subur untuk menumbuhkan mu, sudah ada pot yang bagus untuk mempercantik mu. Lantas apa yang perlu kamu khawatirkan?

Jadilah kuat, jangan membuat usaha yang pernah kamu lakukan dengan susah payah di masa lalu menjadi tak berarti, karena kamu berpikir untuk berhenti.

Turunkan ego, mundur satu langkah tidak akan membuatmu tertinggal jauh. Kamu tidak berhenti, hanya bersiap dan menata bekal untuk meniti jalan yang lebih jauh lagi, dengan perlahan, namun pasti.