Terisolasi

Hari ini, dunia terasa begitu menakutkan. Saya hilang tertelan entah. Menyaksikan takut dan khawatir mengelilingi setiap sudut linimasa. Saya tahu, setiap orang tidak pernah siap berpisah tanpa perpisahan.

Diruang sempit yang dinamakan "isolasi" ini saya menemukan banyak hal yang luput dari rasa syukur. Yang abai sebelum benar-benar terbentur.

Mengisolasi diri, berharap dapat memutus rantai penyebaran, kenyataannya yang saya dapatkan lebih dari sekedar itu. Saya terperangkap. Jauh kedalam diri saya.

Jika ada nominasi "manusia yang paling tidak bisa saling mengerti" tentu itu akan jatuh kepada diri kita sendiri. Kemarin, semua keluh sangat lancar di keluarkan. Berharap bisa menetap nyaman dirumah. Terbebas dari virus-virus yang sedang marah.

Hari ini,  semua keluh berubah andai.

Andai virus-virus itu tidak pernah ada, kita  tidak akan tahu bagaimana nikmatnya berjibaku dengan penatnya bekerja. Penat yang sangat diimpikan orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Andai virus itu tidak ada, kita tidak akan tahu bagaimana pedihnya mendengar muadzin  menghimbau agar melaksanakan solat dirumah dan mengosongkan tempat-tempat ibadah. Sementara sebelumnya, rumah ibadah kosong pun tidak pernah kita jadikan masalah.

Andai virus itu tidak ada, kita tidak akan tahu bagaimana nikmatnya saling bertegur sapa, saling mendo'akan, dan saling menasehati untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Akhirnya kita tahu bahwa cara kita memaknai hidup selama ini  adalah cara yang gagal dan sia-sia. Selalu dari sudut pandang merasa "aku dan dunia selamanya akan baik-baik saja". Kita luput pada kenyataan yang sebenarnya bahwa "aku dan dunia kian hari semakin tua, bahkan tak ada jaminan kita dapat hidup selamanya".

Bersyukurlah kala kita masih bisa membuka mata dan bebas melakukan apa saja, beribadah, berteman, bekerja dan hal-hal sederhana lainnya. Sebelum kelak kita benar-benar terisolasi di tempat yang benar-benar gelap dan sepi; Mati.


----

Hari pertama mengisolasi diri, 
"Bosan" yang sering di ucapkan kemarin, saya tarik kembali.
Ternyata saya rindu menikmati perjalanan pulang yang dilalui 
setiap hari selama bertahun-tahun terakhir ini,
Stay healthy dan perbanyak muhasabah diri.
Mari kita lewati 13 hari lagi,
Lekas pulih dunia, kita pasti bisa melewatinya.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar

Leave your best comment here!

Translate