Hai, saat menulis postingan ini gue sedang dalam perjalanan pulang setelah menghabiskan 3 jam berharga bersama teman lama. Di postingnya telat gak masalah kan ya?😄
Setelah lulus sekolah pasti ketemu temen itu selalu menjadi momen yang excited banget. Cerita-cerita hal baru, dan kejadian yang terjadi selama kita gak ketemu itu selalu seru. Iya gak sih?
Dan kali ini, gue ketemu sama temen lama yang gue aja gak expect bakal ketemu dia. Soalnya dulu bisa dibilang gue orang yang lingkar pertemanannya hanya itu2 aja, dan dia pun kayanya sama.
Makanya itu kita gak terlalu akrab, dalam bayangan gue, gak akan banyak hal yang kita bicarakan selain "dia beli buku gue, gua kasih bukunya, dia bayar, kita pulang", juga karena mengingat-ingat dia beberapa tahun lalu orangnya pendiem, cuma mengeluarkan suara kalau berhubungan dengan pelajaran dan hal penting lainnya.
Ga tau emang gitu karakternya atau emang gua yang gak memperhatikan hehe, btw kalo gak salah dia adalah lulusan terbaik di sekolah.
Jauh dari penilaian gue selama ini, ternyata dia orangnya humble dan enak di ajak diskusi, terlebih kita punya kesukaan yang sama, nulis.
Gue jadi inget ada salah seorang temen yang bilang "gua kan gak kaya lu ren, kadang gua mikir jadi lu tuh enak bisa gampang cair ngobrol sama orang, buka pembahasan baru dan lain-lain"
Gua gak bisa menyanggah pernyataannya itu, walaupun sebenarnya itu hanya setengah dari kebenaran, gua ga paham gimana cara mendeskripsikan karakter gue yang kadang emang kaya gitu tapi di sisi lain gua juga bukan typical orang yang kaya gitu. Ngerti gak sih?
Sebenarnya gua gak suka tempat dan suasana yang terlalu ramai, gua lebih nyaman menghabiskan hari di dalam rumah, gak salah kan?
Tapi kalau udah ketemu orang gua bisa yang rame dan banyak cerita apapun.
Gue gak tahu, diri ini tuh masuk kategori introvert, ekstrovert, keduanya atau malah gak masuk kategori apapun wkwk
Tapi sekarang gua ketemu jawabannya.
kita bisa 'senyaman' dan 'selancar' itu bercerita tergantung dengan siapa kita bertemu dan menghabiskan waktu.
Cara yang tepat melakukan pertemuan berkualitas untuk kaum-kaum type gue ini mungkin pertemuan yang dilakukan berdua, intens antara dua kepala. Pertemuan berkualitas disini adalah pertemuan yang diisi dengan diskusi panjang, yang gak hanya melulu tentang haha-hihi story.
Pembicaraan yang menyenangkan adalah pembicaraan yang dilakukan dua arah kan?
Gua pernah bertatap muka dengan seseorang yang sekarang sedang sibuk mengejar masa depannya, saat itu gua fokus hanya menjadi pendengar, karena gue mau orang itu nyaman bercerita dan gua bisa tahu apa yang dia hadapi selama gak ketemu itu.
Sekarang gua baru sadar kalau pada saat itu gue menjelma menjadi manusia paling membosankan.
Seharusnya gua gak perlu menjadi orang lain untuk membuat orang lain nyaman, karena kalau kita berbicara dengan orang yang tepat, mau dibahas ke arah manapun pasti nyambung aja.
Gue belajar dari pertemuan tadi, kita gak akan tahu gimana karakter orang lain jika kita hanya menilai mereka secara instan dari luar. Makanya, jangan mudah menyimpulkan si ini begini- si itu begitu sebelum kita mengenal mereka secara pribadi. Ini sih buat gue banget, yang suka judge orang dari ekspresi mukanya. Dan ternyata temen lama gua tadi bukan orang jenius serem, seserem apa yang selama ini gua bayangkan ✌
Sejauh ini mungkin yang tadi itu adalah pertemuan terberkualitas versi majalah bobo tahun 2018.
Bangga kan lo dit? Hahaha
eh iya, ngomong-ngomong ada satu hal penting yang harus gue bagikan kepada kalian sebelum gua lupa hehe
Saat kita stuck, gak punya ide untuk menulis sesuatu : hubungi teman, agendakan pertemuan, lakukan obrolan berkualitas adalah keputusan yang tepat.
Sekian, Assalamualaikum.
Jangan lupa berdoa sebelum tidur, kata bang Roma jangan sering bergadang ntar sakit, lagi pula gak semua jenis penyakit ditanggung BPJS.
Bye!😝