Aku
berada ditengah-tengah angin yang tidak pernah memberi kepastian ke arah mana angin itu membawaku terbang. Angin-angin yang mengetahui bahwa aku tengah menunggu, namun
terus berusaha membuatku bergerak meninggalkan. Tapi aku tetap berusaha tidak
berpindah sedikitpun, karena mempercayai bahwa kamu tidak akan pernah
melupakan. Setelah melewati waktu yang panjang berdua hingga akhirnya
memutuskan untuk saling mendoakan dari kejauhan.
Aku
berusaha untuk tidak mengganggumu, atau memperlihatkan rasa ingin tahu-ku
tentang kabar juga keberadaanmu. Entah mengapa rasanya sesulit ini meski hanya
untuk sekedar melihat punggungmu berlalu, padahal kita berada di tempat yang
begitu dekat.
Aku
memposisikan diriku sebagai seseorang yang sudah benar-benar lupa bahwa pernah
ada canda di antara kita. Namun kali ini, diantara banyaknya kalimat manis yang
ku terima, entah mengapa aku lebih menginginkan kalimat sederhanamu. Meski
sampai saat ini tak pernah ku dengar tegur maupun sapamu.
Hanya
hari ini aku butuh pesan singkatmu. Untuk sekedar menyapa atau mengucapkan doa.
Aku
hanya butuh satu hari ini saja untuk meyakinkan hatiku bahwa kamu masih
memiliki tujuan yang sama seperti dulu, aku.
Aku
mengerti segala bentuk perubahanmu adalah hal alami yang akan dilalui semua
manusia. Namun aku tetap tidak dapat menerima itu.
Berkali-kali
aku mengatakan bahwa kepastian adalah kunci terakhir kekuatanku untuk bertahan.
Namun kamu tetap bersikukuh berfikir bahwa semua hanya perihal kesiapanku
menunggu atau meninggalkan.
Jika
kamu masih berada disana, di tempat yang sama seperti terakhir kali kita saling
menahan senyum saat berbincang bertatap muka. Akankah kamu merasakan sedikit
rasa khawatir yang ku alami saat ini? Rasa khawatir akan kedewasaan yang
mungkin membuat aku terpaksa melupakanmu, dan memilih untuk pergi jauh dari
sisimu.
Namun
jika ternyata kamu sudah memutuskan untuk berhenti, atau perlahan mundur lalu
pergi, berikan aku sebuah petunjuk. Agar aku tidak terus terombang-ambing
menunggu mu kembali pada tempat mu berasal.
Aku
hanya ingin menyampaikan sebuah kalimat yang berhasil ku buat, begitu singkat.
Memang sangat singkat, namun kalimat itu melalui proses panjangnya
pertanyaan-pertanyaan di kepalaku yang akhirnya mendapatkan titik temu.
Terimakasih telah
melupakanku.
Hanya
itu saja yang akan ku sampaikan jika ada kesempatan kita duduk berdua dan
berbicara tentang kita. Kalimat yang membuat ku tidak merasa bahagia namun
merasa lega. Rasa lega yang terbentuk karena pemikiran-pemikiran bahwa kamu
sudah bahagia, berada di antara manusia yang lainnya.
Aku
akan mendengar sepanjang apapun jawabanmu, juga tidak akan menuntutmu untuk
memberi penjelasan jika kamu tidak menginginkannya.
Aku
akan menerima kenyataan bahwa kamu telah benar-benar pergi. Dan melanjutkan
kehidupanku yang sempat terhenti karena menunggumu kembali.
Tapi,
jika kelak kamu berubah fikiran. Dan berniat untuk kembali, jangan merasa heran
jika mungkin saat itu aku bukanlah orang yang sama. Rasa bahkan tempat yang
pernah kamu tinggalkan pun tidak akan lagi sama. Aku bukanlah seseorang yang
akan menunggumu kembali untuk yang kedua kalinya ketika kamu ingin mencari
udara segar diluar sana.
Aku
tidak akan kembali menjadi seseorang yang membuang-buang waktunya untuk
seseorang yang tidak pernah berniat untuk menetap tinggal.
Pada
akhirnya semua hanyalah bentuk kesia-siaan. Berkali-kali aku mengingatkan
hatiku untuk tidak masuk dalam lingkupan keadaan yang seperti ini, keadaan
dimana saling tunggu-menunggu adalah hal yang biasa adanya.
Aku
meyakini bahwa hati adalah sebuah rumah sederhana, namun dibuat untuk hidup
bahagia didalamnya, selamanya. Siapapun yang akan menempati rumah itu, ku harap
dia adalah seseorang yang tidak akan pernah menjadikan rumahnya hanya sebagai
tempat beristirahat saja.
Pergilah
sejauh apapun yang kamu inginkan, aku tidak akan pernah menuntutmu untuk tetap
tinggal. Juga tidak berniat untuk terus menunggu. Karena jika memang hatimu
adalah rumah sederhana yang telah Tuhan ciptakan untukku, Tuhan akan menunjukan
jalan yang paling mudah untuk kita saling bertemu dan mengakhiri segala
penantian.
---
Bogor, 6 September 2017
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar
Leave your best comment here!