Dear Mas Diki,
Sejak awal kita menikah, kamu selalu mengingatkan bahwa tujuan kebersamaan kita adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Setiap ada sesuatu yang salah atau membuat marah, kamu selalu mengingatkan aku bahwa itu disebabkan dosa kita sendiri.
Setiap aku merasa lemah dan payah, kamu selalu menuntunku untuk berdo'a memohon kekuatan kepada Dia yang maha besar dan berkehendak atas segala-Nya.
Kamu yang selalu mengajarkan aku untuk mandiri, melatihku untuk bisa mengandalkan diriku sendiri, menasihatiku untuk selalu dekat dan bergantung pada Dia yang Maha Memberi.
Setiap aku mengingat tentang kematian, kamu tidak pernah berusaha menguatkan. Tapi selalu mengatakan bahwa kematian itu pasti, lantas bertanya "apa yang harus kita lakukan selain mempersiapkan diri?"
"Allahu Akbar" "La Haula Walaa Quwwata Illa billah" "Astagfirullah" "Kamu kuat yang kamu kuat" "Aku bangga sama kamu" " Kamu hebat"
Ketika aku merasa lelah, lemah dan payah, bisikan itu menghidupkan semangatku kembali. Aku tahu aku tidak pernah sendiri. Aku tahu di sisiku ada seseorang yang sedang menanti aku pulang kembali. Aku tahu ada kamu yang mencoba memberi kekuatan dan melupakan kelemahanmu sendiri.
Aku melihatnya,
Aku melihat tubuh lelah itu bersandar di kursi, wajah pucat dan terlihat tak lagi punya energi. Terimakasih sudah berupaya selalu ada disamping ku meski harus mengorbankan dirimu sendiri, Ba.
Terimakasih selalu mendukung ku, mengatakan hal-hal baik padaku, menggenggam erat tangan lemah ku, menyiapkan segala kebutuhanku, membantuku dalam banyak hal, dan terimakasih sudah berusaha menjadi siaga untuk aku dan anak kita.
Semoga Allah memberkahi rumah tangga kita, memberikan kemudahan, keindahan, ketenangan dan kenyamanan dalam setiap interaksi kita.
Semoga Allah memberikan aku kesempatan untuk membersamai mu lebih lama lagi. Berada tepat dibelakang mu, untuk merawatmu, mendukungmu dan membantumu menggapai mimpi-mimpi mu.
Sekali lagi, terimakasih Mas Diki, suami ku. Kamu hebat..