(instagram : @priyanti05)
Aku pernah cemburu pada sebuah kertas yang tahu isi perasaanmu,
Setidaknya ia lebih kau percaya dari pada aku.
Aku pernah cemburu pada 140 karakter yang hanya bisa kau tafsir sendiri
Aku pernah cemburu pada berbagai cerita disebuah tempat yang aku tak ada disana
Aku pernah cemburu pada bingkai foto yang melukis tawa lepasmu. sekali lagi, tanpa aku.
Aku juga pernah cemburu pada selarik bait yang kau tulis diam-diam di samping gambar-gambarmu.
Terlebih pada gambar-gambarmu, aku bahkan sangat cemburu.
Aku juga pernah sedemikian cemburu pada.... ah, aku bahkan menggigil untuk menulisnya.
Tapi kemudian aku diam, mengapa aku harus cemburu?
Dan aku tertunduk menerka-nerka cerita.
Melarikan rasa di atas tuts-tuts hitam, karena aku tidak bisa menggambar sepertimu.
Hey, apa kamu juga pernah cemburu pada tuts-tuts ini?
Aku pernah tersenyum menyaksikan tawa mereka melebur dalam tawamu.
Aku bahkan pernah ingin menjadi mereka, agar tak perlu ada kekakuan saat tiba-tiba kita harus sekedar saling bersapa "Apa kabar?" tanpa temu.
Aku juga pernah ingin menjadi perantara disetiap bisikmu atau menjadi udara yang menguatkan keluhmu.
Tapi, lama aku mematut diri, untuk saat ini, aku ingin menjadi bagian dari doamu saja.
(by : Ahimsa Azaleav)